Dampak Sepinya Pengunjung di Wisata Waduk Bendo Berakibat Pelaku UMKM Merasakan Lesunya Pemasukan
Sering kali kita mendengar kata atau istilah kata wisata dalam
kegiatan sehari-hari, baik melalui berita informasi di internet dan lain sebagainya. Namun sudahkah kita memahami dengan
benar apa sih sebenarnya definisi dari kata wisata ini ?
Menurut
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), wisata adalah aktivitas bepergian bersama- sama, untuk memperluas pengetahuan ataupun
bersenang-senang.
Sedangkan pengertian wisata menurut UU No 10 Tahun 2009 adalah sebuah kegiatan perjalanan seseorang atau sekelompok
orang, yang mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi
atau mempelajari keunikan
daya tarik wisata
yang dikunjungi dalam
jangka waktu sementara.
Jadi
bisa kita simpulkan bahwa wisata itu adalah suatu kegiatan yang diadakan dalam
rangka untuk mengisi liburan,
bersenang-senang dan bisa juga untuk sarana edukasi atau menambah wawasan
terkait tempat wisata yang kita
kunjungi.
Salah
satu tempat wisata yang menarik di Bojonegoro adalah Wisata
Waduk Bendo di Desa Bendo, Kecamatan
Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Wisata ini punya pemandangan
alam yang indah. Wisata inipun cukup dikenal masyarakat Bojonegoro, dan cocok untuk
dijadikan tujuan wisata akhir pekan.
Akses menunju ke lokasi cukup mudah. Dari kota Bojonegoro, hanya membutuhkan waktu 20 menit perjalanan,
atau jarak 7 kilometer (km) dari Terminal Rajekwesi. Lokasinya pun tidak jauh dari Balai Desa Bendo. Hanya saja, harus menempuh jarak sekitar 1 km untuk menuju
wisata tersebut. Sesampai
di Wisata Waduk Bendo, pengunjung langsung disuguhi pemandangan indah.
Salah satu pelaku UMKM/pedagang yang berada di sekitar
waduk bendo yang bernama pak Kaji Pon menuturkan bahwa “wisata Waduk Bendo ini sudah ada sejak tahun 2015 atas inisiatif para pemuda yang sering berkumpul di
sekitaran waduk, kemudian mereka mempunyai ide
untuk membuat wisata Waduk Bendo ini”.
Beliau juga menuturkan bahwa waduk bendo ini wisatawannya
rata-rata adalah orang-orang lokal
Bojonegoro kadang juga tetangga kabupaten. Mulai dari anak sekolah, Remaja
hingga orang dewasa, Namun wisatawan di Waduk Bendo ini mengalami pasang surut.
Meskipun begitu pak Kaji Pon mengatakan hal itu
sudah wajar karena memang letak objek wisata Waduk Bendo ini di pedalaman
atau kurang strategis, sehingga berdampak pada kurangnya pengetahuan orang luar akan adanya wisata ini.
Wisata Waduk Bendo biasanya ramai dalam acara-acara
tertentu saja, misalnya jika ada anak sekolah kemah, kemudian hari nasional libur atapun akhir pekan. Akibat dari sepinya
pengunjung di hari biasa membuat
para pedagang yang berada di sekitar Waduk Bendo kadang
menjadikan ia buka tutup dalam usahanya. Karena
minimnya pemasukan yang ia dapatkan.
Pak Kaji Pon menuturkan bahwa “jenis pedagang ini ada
dua. Yang pertama pedagang yang berada
di dalam wisata dan yang ke dua berada di luar wisata. Yang berada di dalam itu
ada kewajiban untuk iuran kepada desa
setiap bulan untuk membayar listrik dan biaya sewa totalnya 100.000 (seratus
ribu) sedangkan yang di luar tidak ada tarikan apapun
karena ia harus
mencukupi kebutuhannya sendiri baik dari modal, tempat dan kelistrikan
hal ini yang di lakukan oleh pak
Kaji Pon.
Melihat dari permasalahan sepinya pengunjung penulis
mencoba untuk memberikan solusi atas problem
tersebut:
Yang pertama:
menambah wahana wisata yang lebih menarik
dan edukatif karena
pengunjung ini bukan hanya
dari kalangan para remaja dan orang dewasa saja, melainkan juga dari anak- anak sekolah sehingga
mereka perlu wawasan
baru yang lebih. Misalnya budi daya ikan,
mulai dari pemijahan benih sampai dengan proses panennya ikan tersebut.
Yang ke dua: memberikan petunjuk arah / plang keterangan tempat
mulai dari awal masuknya dari jalan raya sampai dengan titik
wisata Waduk Bendo, hal ini sangat bermanfaat untuk menjadi petunjuk arah bagi para pendatang baru. Khusunya yang
berada di luar kabupaten Bojonegoro.
Ke tiga:
memperbaiki pengelolaan parkir,
karena di area parkir ini tidak ada atap
untuk melindungi kendaraan
para wisatawan di saat hujan,
sehingga hal ini perlu di perbaiki lagi demi kenyamanan wisatawan terhadap kendaraanya.
Ke
empat: lebih luas lagi dalam
mensosialisasikan adanya wisata Waduk Bendo baik melalui media cetak misalnya
pemasangan banner di pinggir jalan ataupun alun-alun kota Bojonegoro, maupun melalui online bisa melalui akses
Facebook, IG, Tik-Tok dll, karena wisata Waduk
Bendo ini masih asing di telinga orang-orang, baik yang di dalam
kabupaten maupun luar kabupaten.
Itulah beberapa tips yang bisa penulis berikan setelah
melakukan observasi dan wawancara pada
Sabtu 5 November 2022 di Waduk Bendo, semoga beberapa tips yang penulis berikan bisa menjadikan solusi atas permasalahan
sepinya pengunjung, harapannya kedepan wisata
Waduk Bendo ramai di kunjungi wisatan kembali sehingga para pedagang pun
bersemangat untuk menjalankan
usahanya, Amiiin
Kelompok : 1
Objek Wisata : Waduk Bendo
Sumberdata : Wawancara dengan Pak Kaji Pon pelaku
UMKM/Pedagang
Komentar
Posting Komentar