Filosofi Tandur, Sebuah Pekerjaan yang Sederhana Namun Penuh Makna
Oleh: M. Ainun
Najib*
Tidak ada salahnya jika kita memperhatikan hal-hal yang dirasa
biasa dan mungkin kurang menarik disekitar kita. Namun jika kita lebih
menghayati ternyata hal itu mempunyai
makna yang mendalam, seperti yang coba penulis uraikan dalam bentuk tulisan ini.
Penulis menemukan hal yang menarik yaitu sekelompok ibu-ibu yang sedang menanam
padi, mereka menyebut pekerjaan itu dengan “Tandur”.
Mungkin kata “Tandur” sudah biasa kita dengar dalam sehari-hari
terutama masyarakat pedesaan, namun lain halnya dengan masyarakat di perkotaan,
pasti orang-orang kota akan menanyakan “apa itu tandur?”, karena kata itu
jarang mereka dengar dan mungkin dari mereka baru saja mendengar. Sambil penulis mencoba untuk mengamati cara
mereka menanam bibit-bibit padi tersebut, ada beberapa hal unik yang penulis
dapatkan dan penulis coba memaknai secara mendalam tentang keunikan tersebut.
Pertama, cara mereka
menanam dengan berjalan kebelakang atau mundur. Hal ini mempunya nilai filosofi
yaitu ketika kita sedang berjuang untuk maju ada kalanya kita juga harus mundur
sejenak. Semisal dalam peperangan, maka tidak ada salahnya kita untuk mundur
sejenak sambil memperhatikan tak-tik atau strategi yang digunakan oleh musuh
dalam berperang, agar kita betul-betul mengetahui strategi apa yang di gunakan
oleh musuh dan mengetahui titik kelemahannya. Atau kalau dalam ranah perkuliahan
ketika kita sedang disibukkan dengan tugas-tugas yang begitu padat ada kalanya
kita juga harus berhenti untuk istirahat sejenak, agar bisa me-Refresh
kembali fikiran dan badan kita yang dirasa sudah penat, suntuk dan bosan dalam
menyelesaikan tugas-tugas tersebut, lalu ketika dirasa sudah cukup dalam
mengistirahatkan diri, maka kita juga harus mengerjakan kembali sampai tuntas
tugas tersebut.
Kedua, ketika mereka
sedang tandur mereka membawa dua buah alat utama yaitu “Blak” dan “Kenur” (benang).
Alat yang dinamakan “Blak” ini terbuat dari bambu yang panjangnya kira-kira
berukuran 2-3 meter, kemudian di kasih cowakan dengan jarak kurang lebih 20 Cm
dan cowakan itu dibuat sepanjang bambu tersebut. Sepintas alat-alat mereka memang
terlihat sederhana, namun ketika mereka sudah menyesaikan pekerjaannya dalam satu
petak sawah, maka pasti kita akan terkejut melihat hasilnya karena hasilnya begitu rapi dan lurus sekali bagaikan TNI yang sedang melaksanakan PBB. Hal
itu melambangkan bahwa dari dalam kesederhanaan mereka bisa menyelesaikan
pekerjaan dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan, bisa juga di maknai
bahwa dalam diri mereka tertanam kuat jiwa kesederhanaan dan jiwa bekerja keras
dan ingin selalu memberikan hasil yang
terbaik dalam setiap menyelesaikan pekerjaan.
Ketiga, dalam cowakan
alat yang dinamakan ”Blak”, ada ukuran yang harus sama dengan ukuran cowak lainnya.
Hal itu mempunyai makna bahwa kita hidup ini di atur oleh Allah Swt dan di atur
oleh negara. Oleh karena itu wajib bagi kita untuk mematuhinya agar hidup kita
berjalan dengan tenang, aman dan sejahtera sesuai sesuai dengan tujuan di
buatnya peraturan tersebut.
keempat, ternyata ketika
tandur mereka itu selalu menghadap kebawah. Hal ini sesuai dengan pesan agama
Islam, yaitu janganlah sombong ketika kita hidup di dunia ini, karena pada
hakikatnya semua hanyalah titipan Allah semata.
Juga dapat bermakna seperti Peribahasa padi “semakin berisi semakin
merunduk”. Perihal ini bisa kita kontekstualisasikan bahwa ketika kelak kita
menjadi orang yang berilmu, maka janganlah kita merasa paling pintar sendiri. Karena
ada pepatah mengatakan “di atas langit masih ada langit”.
Setelah mereka menyelesaikan pekerjaan Tandur tersebut, mereka juga
tak lupa untuk beristirahat dengan meneduh di bawah pohon sekitar mereka, sembari
mengobrol, bercanda dan tertawa ria dengan sesama temannya untuk melepaskan
rasa capeknya, mereka kemudia di beri “Berkat” oleh pemilik sawah. Berkat
tersebut juga mempunyai makna sebagai ungkapan rasa syukur pemilik sawah karena
bisa menanam padi pada musim tersebut, juga berisikan do’a semoga hasil panen
nanti berkah dan melimpah.
Itulah sedikit tulisan mengenai filosofi Tandur semoga bisa menamabah wawasan kita dan bermanfaat bagi kita semua, Amiin
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Penulis : adalah Mahasiswa
PAI dan Anggota PMII Rayon Raden Paku
Email : mainunnajib9999@gmail.com
WA : 089513734988