Penikmat Proses dan Kegigihan dalam Pergerakan
Oleh: Diah Arta
Dingin di pagi hari menusuk kalbu, memaksaku membuka mata. Menggugahku dari mimpi yang belum tertuntaskan. Di barengi suara adzan dari ponselku, aku menggeliat dengan manja pada selimutku.
Di ufuk timur terlihat sang surya tanpa malu-malu menampakkan wajahnya. Terlihat indah berpadu dengan ranting-ranting pohon yang menari dengan moleknya. Nampak ayu, ketika sinarnya menelisik ke sela-sela rerimbunan berwarna hijau kekuningan, tumbuh subur seperti pergerakanku untuk meraih asa. Memberikan pelukan memanjakan setiap insan dengan kehangatannya.
Pagi hari 14 Maret di atas pegunungan Parengan, menjadi saksi bisu dinamika ku dengan suasana baru, bagaimana tidak? Dahulu, aku tak mengenal siapapun dan tak faham apapun mengenai buah bibir yang mereka kupas tuntas.
Ku dengar topik tentang menganalisa sosial, aku tertarik dengan pembahasan ini. Meskipun, kadang aku setuju dan kadang aku sedikit kontra dengan pernyataan yang dinyatakan. Dan tak jarang pula banyak sekali pertanyaan yang bersemi di otak ku yang memaksaku untuk berpikir lagi dan lagi.
Aku hanyalah penikmat proses yang sedikit ngeyel, mencari sesuatu yang menurutku menarik di akal dan perasaan, ku ajukan berbagai kriteria dan target untuk diriku. Jika tidak sesuai dengan kriteriaku, mungkin sudah lama ku lepaskan. Begini adanya diriku, si kecil kepala batu. Hal tersebut bukan tanpa sebab, aku hanya ingin berdiri di kaki ku sendiri.