Lima Tips Berdialog Agar Efektif
Oleh : M. Ainun Najib*
DIALOG-merupakan
salah cara kita mendapatkan suatu informasi baru, dan merupakan salah satu cara
untuk mendidik. Karena dengan berdialog kita dapat mengungkapkan setiap argumen
yang kita miliki tanpa terkesan menggurui. Bahkan dialog selalu di butuhkan
dalam setiap waktu dalam sebuah proses pendidikakan. Karena tanpa adanya dialog,
sebuah pendidikan akan merasakan kesulitan dalam memperoleh sesuatu yang di
harapkan.
Menurut Dale Carnegie (2015:26), percakapan
adalah medium mengembangkan kekuasaan yang luar biasa. Akan tetapi berdialog
tanpa berfikir apa yang kita bicarakan akan berdampak pada kerugian pada diri
kita sendiri. Berbicara yang tidak teratur seperti bergosip atau basa-basi
tidaklah begitu mengesankan jika dimasukkan dalam sebuah diskusi. Dalam
kehidupan sehari-hari tidak jarang kita memerlukan berdialog untuk memecahkan
suatu permasalahan atau untuk memahami setiap persoalan yang semakin kompleks
di era globalisasi. Umumnya suasana dalam berdialog itu membutuhkan situasi yang
tenang, aman dan nyaman untuk mengutarakan argumentasi kita. Namun kenyataannya
dalam berdialog terkadang terlihat begitu tegang, monoton bahkan sampai ingin
beradu kekerasan fisik.
Untuk itulah penting sekali kita memahami dan
memperhatikan adab dalam berdialog terhadap orang lain. Agar tujuan mulia yang
kita harapkan bisa di wujudkan dalam ajang dialog tersebut. Berikut adalah
beberapa tips yang akan penulis bahas dalam seni berdialog tersebut;
Pertama
, perhatikan betul - betul topik bicara dan orang yang kita ajak bicara. Terkai
dengan hal ini, perhatikan kisah ulama salaf berikut. “Ada seseorang laki-laki
menceritakan kepadaku suatu cerita, maka aku diam untuk benar-benar
mendengarnya, seolah-olah aku tidak pernah mendengar cerita itu, padahal
sungguh aku pernah mendengar cerita itu sebelum ia dilahirkan.” (Siyar A’laam
An-Nubala , 5/86). Jika kita perhatikan kisah tersebut mereka begitu antusias
memperhatikan dan menghargai orang lain dalam berdialog. Namun Jika kita di
bandingkan di era jaman sekarang yang notabene serba digital ini, manusia
seakan – akan tidak bisa terlepas dari gadgetnya, hal ini bisa di buktikan
begitu banyaknya orang yang masih di sibukkan dengan gadgetnya ketika sedang
berbicara terhadap lawan bicaranya. Inilah yang dapat menyebabkan seseorang
tidak fokus dan terkesan menghiraukan terhadap lawan bicaranya, mirisnya lagi bahkan
bisa tidak nyambung terhadap topik yang dibicarakan. Untuk itulah alangkah
baiknya kita letakkan gadget terlebih dahulu agar kita lebih fokus terhadap apa
yang kita diskusian terhadap orang lain.
Kedua
, dengarkan lawan dialog kita dengan seksama. Dengarkanlah partner dialog anda
sebagaimana kita ingin di dengarkan ketika kita berbicara. Karena tuhan telah
mencipkan dua telinga dan satu mulut hal ini bertujuan agar kita juga banyak mendengarkan
dari pada berbicara. Dengan mendengarkan argumentasi partner kita, secara tidak
langsung kita juga terkesan menghargainya. Mendengarkan adalah sebuah seni
dalam berdiskusi sehingga kita perlu latian membiasakannya. Karena hanya dengan
mendengarkan kita bisa menyerap informasi dan dalam ilmu psikologi mendengarkan
juga bisa membuat orang lain berkurang bebannya.
Ketiga
, mencari kebenaran dalam berdialog. Dalam berdialog penting sekali kita mencari
kebenaran dalam setiap argumentasi, karena berdialog sering disalah artikan harus
memenangkan argumentasi dalam setiap situasi dan kondisi, tanpa memperhatikan salah
atau benarnya sebuah argumentasi. Hal ini sangat bertentangan dari tujuan mulia
dalam berdialog yaitu mencari kebenaran. Ketauhilah bahwa mengakui kesalahan
dan kekurangan yang ada dalam diri kita tidak akan mengurangi kedudukan atau
martabat kita, melainkan sebaliknya dengan mengakui kesalahan dan kekurangan
akan membuat kita semakin terkesan baik dan bahkan semakin di cintai oleh
partner diskusi kita maupun orang di sekitar kita.
Keempat , capailah kesimpulan dalam berdialog.
Perhatikan apa yang kita bicarakan agar tidak melebar ataupun melenceng dari
tujuan adanya berdialog/berdiskusi yang ingin di capai. Maka dari itu, capailah
kesimpulan. berdialog memang perlu untuk segera di akhiri jika situasi dan kondisi
sudah tidak kondusif lagi. Karena manusia terkadang penuh dengan misteri, dia
tau kalau argumentasi dia dalam kondisi salah masih saja ngotot membenarkan
diri dan tidak mau menerima argumentasi dari orang lain. Hal inilah yang perlu
di akhiri agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
Kelima , menjaga hati Nurani. Tak bisa di
pungkiri lagi bahwa manusia di ciptakan di karuniai denga sebuah prasangka
dalam hatinya. Partner dialog belum berbicara kita sudah berprasangka dengan
sangat beragam. Maka sudah tidak mengherankan lagi jika terjadi multi tafsir
dalam menanggapi sebuah argumentasi. Untuk itu jagalah hati agar tidak keruh
dan penuh dengan kebencian. Dan jagalah perasaan partner kita agar situasi
tetap aman dan nyaman saat berinteraksi dengan kita. Sekian tips-tips yang
dapat penulis sampaikan semoga bermanfaat. Terimakasih
* Penulis : adalah Mahasiswa PAI dan Anggota
Rayon Raden Paku UNU Sunan Giri Bojonegoro.
Email
: mainunnajib9999@gmail.com
WA
: 089513734988