blogkoding cineblog scscrc123 indoblog Sejarah Singkat Waduk Bendo - diksipergerakan
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Singkat Waduk Bendo


Waduk Bendo adalah waduk yang terletak di desa Bendo kecamatan Kapas kabupaten Bojonegoro. Waduk ini dikelola sebagai tempat wisata mulai tahun 2017 dan diresmikan oleh bapak Suyoto alias kang Yoto Selaku Bupati Bojonegoro pada waktu itu. Waduk ini awalnya Bernama Waduk Grobogan kemudian pada era Bupati Anna mu’awanah di anjurkan untuk mengganti Namanya menjadi waduk Bendo saja dikarenakan nama Grobogan itu kembar dengan nama suatu daerah di jawa tengah.

Pada saat awal waduk ini dikelola oleh sekelompok pemuda yang diberi nama Darwis ( Sadar Wisata ), pada awal waduk ini diresmikan terbilang rame yang mayoritas pengunjungnya adalah pelajar seiring berjalannya waktu pengunjung menurun drasris pada tahun 2020 dikarenakan pandemi covid 19 dan ditutup total selama 3 bulan.

Dari hasil wawancara kita kepada penjual yang bernama ibu fathonah dan ibu rukoyah kita mendapati beberapa informasi antara lain yaitu diawal waduk ini berdiri didalamnya disediakan sebelas tempat untuk berjualan yang dikhususkan kepada masyarakat setempat.Dari sebelas Pedagang yang berjualan di dalam waduk ini hingga saat ini masih tersisa tiga Pedagang atau warung yang masih bertahan hingga saat ini.

Untuk modal awal mendirikan warung menghabiskan dana sekitar 5 juta rupiah. Beliau berjualan disini beralasan karena di daftarkan oleh anaknya dan mendapat undian tempat tersebut sehingga ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan tersebut.tempat duduk untuk pelanggan di sediakan oleh pemerintah. Pedagang di sini mulai berjualan jam 8 pagi sampai jam 4 sore.

Pendapatan sebagai pedagang disini pada awalnya bisa dikatakan besar. Dalam satu hari pendapatan kotornya bisa mencapai Rp 1.000.000. Rata-rata pendapatannya perminggu Rp 3.000.000 sampai Rp.5.000.000.Karena pandemic covid-19 waduk ini di tutup atau lockdown selama 3 bulan.karena pandemic inilah pengunjung mulai berangsur-angsur sepi dan mulai banyak pedagang yang berhenti berjualan. Sampai saat ini pengunjung di waduk ini bisa dikatakan relative sepi. Waduk ini juga di gunakan sebagai tempat kemah atau camping dan juga outbond sehingga bisa menjadi ramai dan dapat membantu pendapatan pedagang menjadi lebih banyak.Pada saat ini pendapatan bisa dikatakan sangat minim hingga tidak bisa disebutkan nominalnya.