Merawat Ruang Dialektik Guna Menunjang Kapasitas Intelektual
Oleh: Widodo Ramadhoni
Merawat budaya adalah suatu kewajiban. Diskusi juga termasuk budaya. Yaitu budaya dalam tubuh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Sehingga setiap kader maupun anggota PMII mampu merawatnya.
Pada hari yang berbahagia ini. Minggu 28/02/20, guna menunjang kapasitas anggota maupun kader PMII. Pegurus Rayon PMII Raden Paku menghelat diskusi.
Sesuai tema yang diangkat. "Aristoteles: Logika, etika, estetika dalam berpolitik. Nantinya setiap anggota maupun kader harus mampu menghadapi kemajuan zaman. Apalagi di era 4.0 ini.
Diskusi kali ini sangat terkesan keren. Sebab, tempat yang digunakan sangat sakral. Yaitu alun-alun kota yang konon lumbung pangan dan energi ini.
Semilir angin menemani diskusi yang sedang berlangsung. Si pemantik Sahabat Habib Al-Gupron menjelaskan. Memupuk dan membekali kader PMII sebagai aset dan generasi pemimpin bangsa. Sangatlah harus paham terkait logika, estetika, dan etika dalam berpolitik.
Diskusi berjalan secara santai. Pemantik begitu lues menjelaskan sesuai tema. Sehingga mampu menghipnotis peserta. Seakan-akan berlayar dalam lautan angin
Slentang-slenting peserta, ingin menyampaikan pendapat dan bertanya. Ada yang undap-undup, apalagi ada yang sat-set, wqwqwq.
Asik berdialektik yang diharapkan oleh pemantik diskusi. Peserta mampu menyerap apa yang disampaikan. Jadi, setiap diskusi mampu menghasilkan pengetahuan baru. Ya, baru. Bukan baru yang ada di toko.
Sebab tanpa pengetahuan kita tidak bisa apa-apa. Pengetahuan baru mampu mengasilkan inovasi, kreasi. Begitu juga harus diemplementasikan yang didapat dalam kehidupan sehari-hari.
Ihwal dialektika yang harus dipertahakan. Guna menunjang kapasitas intelektual. Witing diskusi jalaran soko ikhlase ati.