blogkoding cineblog scscrc123 indoblog Membahas Tentang Gender Membuat Hangat Suasana Diskusi - diksipergerakan
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Membahas Tentang Gender Membuat Hangat Suasana Diskusi

 


Penulis: Fadhilatun Ni'mah

Tema yang sangat  HOT dan menantang ini sangat di sukai di kalangan sahabat PMII, benar saja karena di dalamnya membahas tentang peran antara laki-laki dan perempuan.

Diskusi berjalan mengalir dan banyak pula dari sahabat/i angkatan satria wicaksana yang bertanya. Diskusi kali ini dibagi menjadi kelompok pro dan kelompok kontra, yang terbagi menjadi lima kelompok.

Tiga dari kelompok pro dan selebihnya dua menjadi kelompok kontra. Diskusi hangat ini di pandu oleh Ketua KOPRI PK. PMII Sunan Giri Periode 2018-2019 sahabati Rizkun Navi’a Darojah.

Semilir angin di bawah Surga Jembatan Sosrodilogo menambah suasana menjadi semakin syahdu, diskusi semakin hangat ditemani rintikan rahmat yang diturunkan Sang Maha Kuasa dalam setiap air yang turun.

Adalah salah satu anggota PMII yang merupakan salah satu anggota dari Angkatan satria wicaksana yang sekaligus sebagai ketua Angkatan SW. Dia adalah Asif, logatnya menggebu-gebu seolah dia tidak mau jika peran wanita bisa setara dengan laki-laki atau bahkan lebih tinggi darinya.
Timbul statemen dari salah seorang sahabat.
"Jika wanita bekerja, lantas siapa yang akan mengurus anak nya dirumah?"
Seorang wanita yang bekerja otomatis memiliki latar belakang, untuk membantu suaminya kebanyakan.

Daerah yang sudah mendukung kesetaraan gender mereka menyediakan tempat untuk penitipan anak, jadi ibu masih bisa menjumpai anaknya Ketika jam istirahat kerja. Nah, disini  muncul pertanyaan lagi. "Lalu, bagaimana karakter seorang anak jika ibunya menjadi wanita karir?"

Menurut sebuah penelitian, karakter anak kepada ibunya bisa di terapkan melalui interaksi ibu dengan anaknya. Syaratnya, sebelum ibu bekerja anak harus melihat wajah ibunya dan begitu pula Ketika malam anak harus melihat wajah ibunya. Dengan kata lain jam kerja ibu mulai jam 7 sampai jam 4 sore. Jadi, anak masih bisa berinteraksi dengan ibunya. 

Dari pemateri menambahkan, bahwasanya seorang wanita karir sebaiknya bekerja Ketika umur anak sudah dua tahun. Lalu seorang ibu juga harus mampu mengelompokkan cara memperlakukan anak, yakni:
1. Kelompok 7 tahun pertama (usia 0-7 tahun) perlakukan anak sebagai raja 
2. Kelompok 7 tahun kedua ( usia 8-14 tahun) perlakukan anak sebagai tawanan
3. Kelompok 7 tahun ketiga ( usia 15-21 tahun) 

Perlakukan anak sebagai sahabat. 
Sautan panggilan adzan Jum’atan mulai terdengar, yang mengharuskan untuk sahabat menunaikan kewajibannya, akhirnya pemateri memberikan statement closing bahwasanya.

Tujuan dari kita mempelajari gender adalah untuk meningkatkan harkat martabat wanita, dengan berpendidikan tinggi wanita bisa setara dengan laki-laki, sebaliknya laki-laki juga tidak boleh mengebiri perempuan, seharusnya mereka harus sama-sama men-support agar kedua perannya bisa setara.